Sebulan lamanya umat islam ditempa, dibentuk untuk menjadi hamba Allah yang muttaqin. Hal tersebut sebagai tujuan akhir umat islam dalam berinteraksi dan melakukan hubungan yang harmonis dengan ramadhan. Hal tersebut jelas tertulis dalam Al-qur'an.
Hari kemenanganpun tiba, semua umat islam mensikapinya dengan berbagai macam ekspresi ; ada yang mempersiapkannya dengan bergegas untuk pulang kampung, membeli sesuatu yang baru, mempersiapkan makanan yang beraneka ragam, merehab rumah dan mempercantik isinya, membeli atau menukar kendaraan dengan yang baru, membeli villa yang baru, dan lain sebagainya.
Berbagai cara dalam mensikapi hal tersebut adalah merupakan potret sebagaian umat islam. Namun hal tersebut sudah menjadi sebuah rutinitas yang terjadi khususnya di negeri ini.
Kumandang takbir terdengar diseantero negeri ini. Di kota, di desa dan tempat-tempat terpencil berantusias melaksanakan sunnah nabi mengucapkan kalimat kebesaran "Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Wa lillahilhamd".
Selesai melaksanakan sholat idul fitri, seluruh umat islam bertebaran ke berbagai tempat untuk berlebaran dan saling memaafkan sebagai tanda sebuah ketawadhu'an ummat terhadap sesama.
Gembira, sedih, suka, cita, duka berlebur menjadi satu. Bergembira karena Allah masih memberikan umur untuk berkumpul dengan sanak keluarga, teman dan handai taulan. Ada yang bersedih, karena pasangan hidup, teman, kerabat yang masih tergeletak di rumah sakit, bahkan subhanallah air mata sulit dibendung karena telah ditinggal kekasih tercinta, sahabat dan teman yang telah Allah panggil keharibaanNya.
Yang masih hidup,... masih merasakan nikmatnya kemenangan. Yang telah tiada,... juga pernah merasakan arti sebuah kemenangan,...
Kepada keluarga, saudara, teman, sahabat, MOHON MAAF LAHIR BATHIN, TAQABBALALLAH MINNA WA MINKUM, TAQABBAL YA KARIM, SHIYAMANA WA SHIYAMAKUM, KULLU AMIN WA ANTUM BI KHOIR,....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar